MANUSIA
DAN CINTA KASIH
Cinta
adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan
ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang
mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat
lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia
terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan
kasih saying, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan
apapun yang diinginkan objek tersebut. Cinta adalah satu
perkataan yang mengandungi makna perasaan yang rumit. Bisa dialami semua
makhluk. Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau
(rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik
hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau
menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan,
sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat
diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan
menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun
terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian
mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber
dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia,
sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga
dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi
yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia
dengan Tuhannya sehingga manusia
Menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Menurut
Dr Sarlito W.Sarwoono mengemukakan , bahwa semua unsur cinta itu sama kuatnya. Kadang
– kadang ada yang keterikatannya sangat kuat ,tetapi keintiman atau atau
kemesraannya kurang. Erich Fromm
(1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam
macam cinta, yaitu:
- Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
- Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
- Cinta Erotis, kasih sayang yang bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
- Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
- Cinta Terhadap Allah
Menurut Dr. Abdullah
Naasib Ulwan ,dalam bukunya manajemen
cinta.Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang
untuk mencintai kasihnya dengan penuh gairah , lembut dan kasih sayang . Cinta
adalah fitrah manusian yang murni, yang tak dapat terpisahkan dengan
kehidupannya. Didalam kitab suci Al-qur’an, ditemukan adanya fenomena cinta
yang yang bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki 3 tingkat, yaitu :
o
Cinta
tingkat tinggi
adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah
o
Cinta
tingkat menengah
cinta kepada orang tua,anak ,saudara,istri/suami dan kerabat.
o
Cinta
tingkat rendah
cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga,kerabat,harta dan tempat tinggal.
Cinta tingkat terendah adalah cinta yang paling keji , hina dan merusak rasa
kemanusiaan.Karena itu ia adalah cinta rendahan.
Triangular Theory of
Love
Di dalam teori ini, cinta digambarkan memiliki
tiga elemen/komponen yang berbeda, yaitu : keintiman (intimacy), gairah/nafsu (passion),
dan kesepakatan/komitmen (commitment).
Teori ini dikemukakan oleh Robert
Sternberg – seorang ahli psikologi. Berbagai gradasi maupun jenis cinta
timbul karena perbedaan kombinasi di antara ketiga elemen tersebut. Suatu
hubungan interpersonal yang didasarkan hanya pada satu elemen ternyata lebih
rapuh daripada bila didasarkan pada dua atau tiga elemen. Berdasarkan “Triangular Theory of Love” disebutkan
beberapa bentuk – bentuk (wajah) cinta, yaitu :
a. Menyukai
(liking) atau pertemanan karib (friendship), yang
cuma memiliki elemen intimacy. Dalam
jenis ini, seseorang merasakan keterikatan, kehangatan, dan kedekatan dengan
orang lain tanpa adanya perasaan gairah/nafsu yang menggebu atau komitmen
jangka panjang.
b. Tergila-gila
(infatuation) atau pengidolaan (limerence), hanya
memiliki elemen passion. Jenis ini
disebut juga Infatuated Love,
seringkali orang menggambarkannya sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tanpa
adanya elemen intimacy dan commitment, cinta jenis ini mudah
berlalu.
c. Cinta
hampa (empty love), dengan
elemen tunggal commitment di
dalamnya. Seringkali cinta yang kuat bisa berubah menjadi empty love, yang tertinggal hanyalah commitment tanpa adanya intimacy
dan passion. Cinta jenis ini banyak
dijumpai pada kultur masyarakat yang terbiasa dengan perjodohan atau pernikahan
yang telah diatur (Era Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih)
d. Cinta
romantis (romantic love). Cinta
jenis ini memiliki ikatan emosi dan fisik yang kuat (intimacy) melalui dorongan passion.
e. Cinta
persahabatan sejati (companionate love). Didapatkan
pada hubungan yang telah kehilangan passion
tetapi masih memiliki perhatian dan intimacy
yang dalam serta commitment. Bentuk
cinta seperti ini biasanya terjadi antar sahabat yang berlawanan jenis.
f. Cinta
semu (fatuous love),
bercirikan adanya masa pacaran dan pernikahan yang sangat bergelora dan
meledak-ledak (digambarkan “seperti angin puyuh”), commitment terjadi terutama karena dilandasi oleh passion, tanpa adanya pengaruh intimacy sebagai penyeimbang.
g. Cinta
sempurna (consummate love), adalah
bentuk yang paling lengkap dari cinta. Bentuk cinta ini merupakan jenis
hubungan yang paling ideal, banyak orang berjuang untuk mendapatkan, tetapi
hanya sedikit yang bisa memperolehnya. Sternberg mengingatkan bahwa memelihara
dan mempertahankan cinta jenis ini jauh lebih sulit daripada ketika meraihnya.
Sternberg menekankan pentingnya menerjemahkan elemen-elemen cinta ke dalam
tindakan (action). “Tanpa ekspresi, bahkan cinta yang paling besar pun bisa
mati” kata Sternberg.
h. Non Love, adalah
suatu hubungan yang tidak terdapat satupun dari ketiga unsur tersebut. hanya
ada interaksi namun tidak ada gairah, komitmen, ataupun rasa suka.
Kasih Sayang
Kasih sayang adalah rasa peduli terhadap apa yang disayangi.
Contohnya adalah satu pasangan yang saling mencintai dan menimbulkan rasa
ketergantungan antara satu sama lainya. Hal tersebut lah yang dinamakan cinta.
Jadi cinta itu berawal dari kasih sayang.
Dalam garis besar, bukan hanya manusia saja yang mempunyai
rasa kasih sayang. Melainkan mahluk lain seperti binatang, saya ambil contoh
induk beruang kutub dengan anak-anaknya. Beruang adalah salah satu binatang
buas, dan beruang itu tidak akan memakan anaknya sendiri.
Hal tersebut dikarenakan rasa kasih sayang seorang ibu
kepada anaknya, dari fakta tersebut dapat dibuktikan bahwa binatang sebuas apa
pun tidak akan mampu untuk membunuh anaknya sendiri.
Jika dikaitkan oleh manusia pada zaman ini sangatlah berbeda
jauh, banyak manusia yang tega melakukan aborsi, membunuh anak bayi yang masih
kecil dikarenakan hasil dari hubungan gelap. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
manusia yang tega untuk membunuh bayinya sendiri ialah lebih buas dari
binatang.
Belas Kasih
Belas kasih merupakan wujud dari sikap empati dan simpati
manusia, yang didasarkan pada rasa kepedulian dan kasih sayang terhadap manusia
lain yang dikenal maupun tidak. Wujud empati dan simpati tersebut muncul
dikarenakan rasa emosional manusia meningkat sehingga ingin melakukan sesuatu
pada apa yang ia lihat terhadap orang lain tersebut. Contohnya adalah manusia
yang serba kekurangan dari hal materi, kelainan pada organ tubuh manusia
tersebut, dan sejenis manusia yang memerlukan bantuan dari orang lain yang
mampu untuk menolongnya. Dari hal tersebutlah emosional manusia terpacu untuk
melakukan sebuah tindakan demi membantu orang yang membutuhkan pertolongan
tersebut, entah ia harus membantu dengan hartanya maupun tenaganya jika
diperlukan.
Sumber :
No comments:
Post a Comment