Wednesday, October 3, 2012

Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan


HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena manusia memiliki akal pikiran yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri karena manusia selalu membutuhkan manusia lainnya untuk menjalani kelangsungan hidup. Sifat manusia yang beragam diciptakan untuk saling melengkapi, hanya saja semakin banyak manusia tercipta, semakin banyak pula tercipta sifat dan kebudayaan yang berbeda.
Budaya sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Hubungan manusia dengan kebudayaan sangatlah erat kaitannya dan tidak bisa dipisahkan. Kebudayaan itulah yang menciptakan karakter dari manusia itu sendiri. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun – temurun. Sedangkan budaya tercipta dari kegiatan sehari – hari dan kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Pencipta. Tiap manusia pun tanpa disadari bisa membuat sebuah budaya di dalam dirinya sendiri, melalui akal budi mereka bisa mempengaruhi orang lain disekitarnya, sehingga dengan seiring waktu berjalan, orang-orang disekitarmya akan memiliki tingkah laku, sifat dan kebudayaan yang hampir sama dengannya.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah, manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Sesorang yang tingkat kebudayaan dari daerah asalnya tinggal itu cenderung membawa dampak bagi kehidupan sosialnya. Sesorang yang tinggal di lingkungan yang keras, akan menciptakan mental dan jiwa raga yang kuat pula. Begitu pula sebaliknya. Seseorang ataupun bisa juga sekelompok manusia, yang hidup berdampingan dengan damai, akur, akrab, dan sejahtera, akan menimbulkan efek psikologis yang baik dan penuh dengan kehangatan. Hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu, sebagai penganut kebudayaan, sebagai pembawa kebudayaan, sebagai manipulator kebudayaan, dan sebagai pencipta kebudayaan. Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar.
Di era globalisasi ini berbagai macam budaya dari segala penjuru dunia banyak sekali yang masuk ke Indonesia melalui media elektronik maupun media massa serta dari perkembangan IPTEK yang sedang marak di negeri ini. Sehingga kebudayaan masyarakat Indonesia berubah seiring dengan perkembangan zaman. Gaya hidup kebarat – baratan atau yang biasa kita sebut westernisasi, materialisme atau hedonisme sudah dapat kita temukan di dalam sekelompok masyarakat Indonesia terutama kota Metropolitan, Jakarta. Bahkan ada juga sekelompok masyarakat yang memiliki jiwa etnosentrisme yang tinggi yaitu masih memegang teguh kebudayaan aslinya dan menolak kebudayaan dari luar. Tidak semua perubahan berdampak buruk, karena apabila manusia itu sendiri dapat menerima dan memanfaatkan kebudayaan tersebut dengan baik maka akan tercipta perubahan kebudayaan yang bersifat membangun dan memajukan masyarakat. Semuanya tergantung kepada individu setiap manusia masing – masing.

No comments:

Post a Comment